Masa Lalu? I have Today and Future

Bismillah.
Rumah, tempat yang menyimpan banyak kenangan. Dari mulai yang menyenangkan sampai yang kelam sekalipun. Disini, aku bisa introspeksi diri sepenuhnya..Memeriksa tujuan dan langkah apa yang udah dipersiapkan. Mengevaluasi diri atas apa aja yang udah dilakukan di kota perantauan.

Rumah, biasanya disini mengingat masa-masa yang udah lalu. Di kamar, masih terlihat jelas sisa-sisa perjuangan selama di bangku SMA. Teringat lagi betapa kuat keinginan untuk meraih posisi yang (alhamdulillah) udah tercapai, jadi mahasiswa FTSL ITB. Ingin rasanya menularkan semangat dan kerja keras pada salah satu adek kelas yang memilki tujuan sama dengan jalur yang sama pula. Semangat! Allah bersama orang yang sabar dek :) bersabar atas kegagalan dan kesulitan serta tekanan yang ada.

Rumah, nafsu untuk bermalas-malasan setelah satu semester dilanda badai kuliah melunjak. Kegiatannya tidak jauh-jauh dari tidur, makan, dan jalan-jalan. Kalo biasanya di kost-an ga betah liat kamar berantakan, di rumah...biarin aja berantakan :) Nonton TV, internetan jadi rutinitas setiap hari. Berbicara tentang internetan, beda substansinya antara di kost-an sama di rumah. Kalo di kost-an nyari tugas, ngirim tugas, dan hal formal lainnya, kalo di rumah buka-buka kenangan lama. Menjalin hubungan dengan teman lama juga jadi salah satu agenda liburan di rumah, lewat media sosial pastinya. Ga ngerti apa jadinya kalo di zaman ini ga ada media sosial :')

Lalu, bicara tentang internetan dan kenangan lama yang terkandung di dalamnya, baru-baru ini nge-stalk tumblr seorang teman SMA. Isi tumblr-nya lumayan memicu renungan hati, lumayan bikin galau. Teman saya ini bisa dikatakan sahabat karib salah satu teman terdekat saya saat ini. Banyak kutipan yang diambil darinya. Sebagian besar bercerita tentang masa-masa SMA nya. Yak disini poinnya, masa-masa SMA, artinya? masa lalu. Terlalu sensitif berbicara tentang masa-masa SMA. Sebagian merasakan masa tersebut begitu menyenangkan. Dikelilngi teman-teman yang menyenangkan, bermain bersama, bercurhat ria, jalan bareng, nonton bareng, belajar bareng, dst. Mungkin aku memang tidak merasakan kebanyakan hal itu. Aku yang memang terlalu kaku, hanya sibuk berorganisasi tanpa merasakan kehangatan di dalamnya selalu membuatku penat dalam menjalani hari-hari di SMA. Merasa tidak ada seorang teman pun yang sanggup menceriakan hariku, entah dimana mereka semua. Lelah, ya, sangat. Ditambah tidak adanya keindahan di hari-hari terakhir semester. Entahlah, bagaimana hal tersebut selalu terjadi? Sungguh semua hal itu terlalu perih untuk diingat. Entah mengapa teman terdekatku sekarang tak usai bercerita kehidupan manisnya di SMA dan membuatku merasa semakin miris mendengarnya, terus membandingkannya dengan kehidupanku di saat yang sama. Sudahlah, dari semua kenangan tersebut, aku melihat ada buah manis yang terletak jauh di atas pohon itu. Dan aku harus terus memanjat penuh semangat.

Banyak yang dapat membuatku bangkit dari kenangan. Mereka memang memilliki masa lalu yang indah, terlalu indah untuk dikenang sampai ingin rasanya kembali. Ketika aku yang mengingatnya, tentu aku tak ingin kembali. Keinginan kuatku untuk terus melihat ke depan semakin memburu. Itu nilai yang dapat kuambil. Aku punya hari ini dengan amanah yang kuemban, dengan semua pikiran dan tenaga yang siap kucurahkan untuk orang-orang di sekitarku. Untuk menjadi orang yang terus bermanfaat sekarang dan kemudian hari. Mereka memang punya orang-orang yang setia di masa lalunya. Aku "merasa" punya mereka sekarang, semoga hati kita tetap terikat dalam berjalan di jalan ini. Semoga Allah menunjuk membuat hati kita senantiasa istiqomah untuk saling menasihati dalam ketaatan pada-Nya, tidak membiarkan satupun terlepas, dan terus menularkan rasa nikmatnya berjuang fi sabilillah kepada yang lainnya. Senantiasa berbagi ilmu, membuat kita seperti gelas-gelas yang siap menuangkan tanpa kehilangan sedikitpun isi di dalamnnya. Aku tidak butuh kepahitan di masa lalu. Aku memiliki hari ini dan masa depan yang harus diperjuangkan. Hal-hal hebat menanti perjuangan di kampus ini, aku dengan yang lainnya. Bukan berarti tanpa masa lalu. Ada yang aku bawa dari masa lalu, yaitu sahabat yang senantiasa berjuang denganku sebagai orang terdekatku, dan beberapa pelajaran. Senang untuk selalu bisa menyambut petualangan hari esok dengan kejutan dan rintangan yang dipersiapkan oleh-Nya. Semoga raga dan jiwa ku senantiasa dikuatkan.

Persiapkan diri, masa lalu untuk dipelajari. Waktu terlalu berharga untuk diisi nafsu kembali pada masa lalu dengan perasaan kangen yang mendera hati. Ambillah pelajaran, sambung silaturahim dengan orang-orang di masa lalu, dan keep looking forward. Lillahi ta'ala. La Tahzan. Innallaha ma ana. Nafi'un li ghairihi.




Comments

  1. Halo may, tebak ini siapa :p
    Pas masa 'lalu' gue kyknya bs di bilang punya kehidupan yang sama kyk temen lo, tp skrg di masa kuliah gue malah iri sama orang2 yang punya kehidupan kyk lo pada masa lalu. Kyknya hidupnya mereka tu lebih berkontribusi, dan gue merasa useless. Tapi ntah knapa mau nyoba kyk mereka, rasanya kyk ga seneng dan ga terbiasa gt jalanin nya. *curhat dikit* okedeh segitu aja byeee

    ReplyDelete
    Replies
    1. ga bisa nebak ini siapa hehe. Mungkin butuh menemukan passion sejati buat lebih berkontribusi. Kalo ngelakuin apapun sesuai passion insya Allah tetap seneng :) Orang yang udah terbiasa pun awalnya juga merasa ga terbiasa. Jadi intinya menemukan passion itu perlu banget hehe.
      Maaf ya kalo ga nyambung, cuma berusaha membantu :D

      Delete

Post a Comment

Popular Posts