Jadi?


Berbicara tentang hidup memang tidak ada habisnya. Kita selalu dan akan selalu dikepung retorika kehidupan yang kita jalani. Jadi?

Jaman sekarang, manusia dituntut untuk hidup seefektif mungkin. Orang jaman dulu bilang kalo sekarang waktu terasa lebih cepat. Padahal sehari ya selalu 24 jam. sejam ya selalu 60 menit. Semenit ya selalu 60 detik. Jadi?

Semua orang mau sukses, dunia dan akhirat. Di dunia mau jadi orang kaya, hidup sejahtera, punya keluarga harmonis, anak yang sholeh dan sholehah. Di akhirat mau masuk surga, meninggal dalam keadaan husnul khotimah, punya timbangan kebaikan lebih berat. Buat semua hal itu, pasti ada resiko, pasti ada tantangan. Jadi?

Manusia adalah makhluk sosial, tidak bisa hidup sendiri. Harus bisa terbuka dan bersosialisasi. Teman, itulah yang kita butuhkan. Beberapa orang kehilangan keluarganya, orang-orang tercintanya. Tapi teman tidak akan ada habisnya, bisa didapatkan dimana saja. Jadi?

Jalani hidup ini, retorika kahidupan itu pasti terjadi. Ini semua mengasahmu untuk menjadi lebih dewasa. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya (baca: berkurang) umur, akan kita sadari bahwa kehidupan ini semakin padat. Banyaknya hal yang harus kita lakukan sebagai tanggung jawab, lagi-lagi proses kedewasaan. Kadangpun waktu 24 jam terasa kurang. Lalu mengapa Allah memberinya? Mengapa tidak lebih dari 24 jam? Kembali pada pribadi kita masing-masing dalam menyikapi waktu.

Sukses, sukses, sukses. Sukses itu harus kaya? Sukses untuk saya adalah bagaimana untuk menjadikan segala sesuatu menjadi lebih berarti, dari yang awalnya tidak berarti apa-apa. Mulai dari diri sendiri, pribadi yang tidak berarti, jadi lebih memiliki arti dalam hidup. Hidup di dunia? Hanya sebentar,no one knows. Akhirat itu lebih kekal. Perbaiki kualitas diri, dan terus beramal, berbuat sesuatu untuk agama, teringat Muhammad ayat 7 & Al-Insyirah.

Mengapa sulit untuk menjadi orang yang terbuka? Terus berjuang mencari jawaban.Bigggest problem in life.

Selamat berjuang, dari diriku untuk diriku. Sedikit introspeksi.
Sekian.

Comments

Popular Posts